Pertama kulihat segenggam cahaya itu . . .
Begitu anggun dan sederhananya
Menusuk sepi di setiap sel tulang rapuhku
Begitu hangat. . .
Tanpa gemerlap lampu warna รข€“ warni
Membuka setiap sekat gelap di hatiku
Begitu sepi . . .
Hingga tak terasa aku telah di tidurkannya
Begitu anggun dan sederhananya
Menusuk sepi di setiap sel tulang rapuhku
Begitu hangat. . .
Tanpa gemerlap lampu warna รข€“ warni
Membuka setiap sekat gelap di hatiku
Begitu sepi . . .
Hingga tak terasa aku telah di tidurkannya
Aku bermimpi tentang malam yang begitu panjang
Dengan angin yang malu untuk saling berlari
Mereka seakan membuka pandangnganku kedepan
Begitu aneh. . .
Kadang terang kadang samar
Aku juga melihat wajah-wajah yang asing bagiku
Mereka mengulurkan tangan halusnya untukku
Tapi mengepa begitu kasar bagiku?
Dengan angin yang malu untuk saling berlari
Mereka seakan membuka pandangnganku kedepan
Begitu aneh. . .
Kadang terang kadang samar
Aku juga melihat wajah-wajah yang asing bagiku
Mereka mengulurkan tangan halusnya untukku
Tapi mengepa begitu kasar bagiku?
Kembali aku lihat cahaya itu
Begitu lambat . . .
Membuka gerbang-gerbang yang kokoh di depanku
Begitu halus . . .
Mengangkatku terbang merendah
Diantara rimbun jati dan lengkung pelangi
Hingga aku tersadar bahwa aku harus terus berjalan
Begitu lambat . . .
Membuka gerbang-gerbang yang kokoh di depanku
Begitu halus . . .
Mengangkatku terbang merendah
Diantara rimbun jati dan lengkung pelangi
Hingga aku tersadar bahwa aku harus terus berjalan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar