Sabtu, 11 Juni 2011

Gua Jatijajar



Gua  Jatijajar merupakan gua alam yang awalnya terbentuk dari batu kapur.
Gua ini pertama  kali ditemukan oleh seorang petani yang bernama Jayamenawi pada tahun 1802.  Ceritanya, ketika sedang mengambil rumput di ladang, ia terperosok ke dalam  sebuah lubang. Sejumlah warga berusaha membantu Jayamenawi dengan cara membersihkan  tanah penutup lubang. Mereka ternyata mendapati bahwa lubang tersebut mengarah  ke dalam gua. Diperkirakan lubang tersebut merupakan lubang ventilasi gua.
Panjang  keseluruhan Gua Jatijajar dari pintu masuk hingga pintu keluar mencapai 250  meter. Sedangkan tinggi gua mencapai 12 meter, lebarnya 15 meter, dan ketebalan  langit-langitnya 10 meter. Bila diukur dari permukaan laut, tinggi Gua  Jatijajar bisa mencapai 50 meter.

Gua  Jatijajar mulai dibangun dan dikembangkan sebagai obyek wisata pada tahun 1975.  Penggagasnya adalah Suparjo Rustam, ketika ia masih menjadi Gubernur Jawa  Tengah. Yang bertindak sebagai pelaksana proyek pembangunan Gua Jatijajar  adalah CV. AIS dari Yogyakarta yang dipimpin oleh Bapak Saptoto, seorang  seniman deodrama yang cukup terkenal di tanah air. Setelah Gua Jatijajar  terbangun, pengelolaan obyek wisata ini dilakukan oleh pihak Pemerintah Daerah  Dati II Kebumen.
 
Keistimewaan
Di  depan obyek wisata Gua Jatijajar, terdapat sebuah patung dinosaurus sebagai  simbol penting dari gua ini. Pengunjung yang masuk ke dalam gua otomatis akan  melewati mulut patung dinosaurus ini. Patung ini terlihat mengeluarkan air,  sebagai muara dari mata air yang ada di dalam gua, yaitu dari Sendang (Sungai) Kantil  dan Sendang Mawar. Air ini diyakini tidak akan habis, meski dalam kondisi cuaca  kemarau sekalipun. Air ini digunakan oleh penduduk sekitar Gua Jatijajar  sebagai pengairan sawah-sawah mereka.
Ketika  menyusuri ruang gua lebih ke dalam lagi, pengunjung akan melihat ada banyak  pemandangan yang begitu indah. Ruangan di dalam gua ini diterangi dengan banyak  lampu, mulai dari arah masuk hingga ke luar, sehingga pengunjung tidak perlu  risau dengan kondisi penerangan di sana. Di bagian langit-langit gua terdapat  sebuah lubang sebagai ventilasi gua. Di tengah-tengah ruangan terdapat kursi  melingkar yang dapat digunakan sebagai tempat duduk pengunjung yang ingin  istirahat, sambil melihat-lihat sekeliling ruangan dalam gua.

Pengunjung  bisa melihat banyak ornamen stalagtit, stalagmit, dan tiang kapur (sebagai  pertemuan antara stalagtit dan stalagmit). Di sana pengunjung juga dapat  melihat delapan buah deodrama yang dipasang, ditambah adanya patung-patung yang  berjumlah 32 buah. Patung-patung tersebut menceritakan kisah tentang Raden  Kamandaka, yang kemudian dikenal dengan Legenda Lutung Kasarung. Konon, gua ini  pernah menjadi tempat pertapaan Raden Kamandaka, putera mahkota Raja Pajajaran,  untuk mendapat wangsit. Kenapa Raden Kamandaka sampai bertapa di daerah ini?  Sebab ketika itu, Kebumen masuk dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Padjajaran  dengan pusat ibu kotanya Bogor (Batutulis), sekarang masuk wilayah Jawa Barat.  Visualisasi dari legenda tersebut bisa dilihat dalam diodrama yang ada di dalam  gua.

Pengunjung  kemudian dapat melanjutkan perjalanan dengan cara menuruni tangga yang  merupakan bagian dari ekor patung dinosaurus. Di ruang bawah terdapat beberapa  sungai bawah tanah (sendang) yang masih aktif. Sungai-sungai itu merupakan salah  satu keistimewaan Gua Jatijajar. Tercatat ada empat sendang (menurut sumber  lain ada tujuh sendang, tapi data yang bisa diperoleh hanya ada empat saja),
 yaitu Sendang Mawar, Sendang Kantil, Sendang Jombor, dan Sendang Puser Bumi. Aliran air di  Sendang Mawar melewati lubang sempit yang menembus hingga ke luar gua. Demikian  halnya dengan aliran air Sendang Kantil. Konon katanya, jika pengunjung bisa  mendekati dan membasuh muka dengan air di Sendang Mawar, maka ia akan awet  muda. Ada pula kepercayaan bahwa jika seseorang membasuh muka atau mandi dengan  air Sedang Kantil, maka niat atau cita-citanya akan cepat terkabul. Sementara  itu, oleh pihak pengelola obyek wisata Gua Jatijajar, Sendang Jombor dan  Sendang Puser Bumi sengaja dikeramatkan. Jika ingin menelusuri lorong gua  melalui dua sendang tersebut, pengunjung harus mendapat ijin yang sangat ketat  dari pihak pengelola.
 
Lokasi
Gua  Jatijajar terletak di Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Provinsi  Jawa Tengah, Indonesia. Gua ini terletak 21 km sebelah barat daya Kecamatan  Gombong.
Untuk  menuju obyek wisata ini, pengunjung tidak perlu bingung. Sebab, lokasinya dapat  dengan mudah dicapai. Pengunjung bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun  kendaraan umum. Jika ingin menggunakan kendaraan umum, pengunjung perlu naik  bis umum jurusan Gombong-Jatijajar di Terminal Gombong.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

welcom